PERBEDAAN VISI DAN MISI
Hari Buku Nasional
Peringatan Hari Buku Nasional diharapkan dapat meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat Indonesia.
Serial Parenting
Tips Memotivasi Anak Agar Semangat Rajin Belajar.....
Bagaimana Cara Membuat Blog
Cara Membuat Blog Pribadi yang Menarik, Gratis, dan Menghasilkan.
Rabu, 11 Oktober 2023
Selasa, 10 Oktober 2023
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
KOMPAS.com - Kata
'pemimpin' serta 'kepemimpinan' punya kata dasar yang sama, yakni pimpin.
Karena kesamaan inilah, dua kata ini cukup sulit dibedakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pemimpin berarti orang yang memimpin, petunjuk, atau buku
petunjuk (pedoman).
Sementara kepemimpinan artinya perihal
pemimpin atau cara memimpin.
Apa perbedaan pemimpin dan kepemimpinan?
Bedanya pemimpin dan
kepemimpinan Secara garis besar, hanya ada dua antara perbedaan pemimpin dan
kepemimpinan, yakni pengertian serta karakteristiknya.
Pengertian Sebagaimana
yang telah disebutkan di atas, dalam KBBI, telah disebutkan secara implisit
bahwa sebenarnya pemimpin dan kepemimpinan punya pengertian yang berbeda.
Menurut Pether Sobian dalam
buku Pemimpin dan Kepemimpinan (2022), pemimpin adalah orang yang memimpin.
Sedangkan kepemimpinan adalah perihal memimpin.
Pemimpin adalah satu atau
beberapa orang yang memiliki kemampuan untuk mengatur kelompoknya agar bisa
bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan kepemimpinan
ialah seni untuk membimbing atau menuntun orang lain dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Bisa disimpulkan bahwa
bedanya pemimpin dan kepemimpinan, yakni pemimpin lebih mengarah pada orang
(manusia), sementara kepemimpinan mengacu pada sifat.
Adapun sifat yang
kepemimpinan, seperti kemampuan membimbing, mengajak, dan menuntun, pasti
dimiliki seorang pemimpin. Karakteristik
Dikutip dari buku Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan (2019) oleh
Husaini Usman,
berikut beberapa
karakteristik yang dimiliki seorang pemimpin:
· 1. Mampu
menentukan tujuan
· 2. Bisa
memotivasi orang lain
· 3. Menindaklanjuti
pihak yang bekerja sama dengannya
· 4. Bisa
menginspirasi bawahannya untuk tetap komitmen.
Karakteristik pemimpin
sangat menentukan keberhasilan organisasi. Ketiadaan seorang pemimpin akan
memengaruhi kinerja juga efektivitas organisasi. Sementara itu, karakteristik
kepemimpinan mencakup pemberian bimbingan dan motivasi kepada pihak lain. Tanpa
kepemimpinan, seorang pemimpin akan kesulitan untuk menjalankan serta
meningkatkan efektivitas organisasi. Dalam hal ini, bedanya pemimpin dan
kepemimpinan terletak pada karakteristiknya, yakni: Pemimpin mampu menentukan
tujuan dan memotivasi orang lain (inisiatif) Kepemimpinan lebih mengarah pada
pemberian bimbingan dan motivasi (usaha).
Senin, 09 Oktober 2023
Peran Media Sosial dalam Demokrasi Saat Ini
Peran Media Sosial dalam Demokrasi Saat Ini
Di era sekarang, peran media sosial bisa dibilang sangat tinggi.
Hal ini sebanding saat mengingat penggunaannya yang terus meningkat. Terbukti
dari jumlah smartphone yang dimiliki oleh setiap orang. Pastinya mereka
mempunyai setidaknya satu media sosial. Tidak heran jika peran tersebut
memberikan pengaruh pada dunia demokrasi.
Jika dulu
demokrasi dilakukan dalam tindakan nyata, sekarang bisa dilakukan secara
online. Maksudnya jika dulu para calon kandidat melakukan aksinya dan diketahui
oleh masyarakat secara langsung, tapi sekarang masyarakat bisa mengetahuinya
hanya dari sosial media saja. Bahkan rekam jejak yang sudah ada di sosial media
tidak akan pernah bisa hilang.
Peran Media Sosial untuk
Demokrasi
Seperti yang
diketahui, beragam informasi sudah bisa didapatkan dengan mudah di era
sekarang. Dalam hitungan detik saja informasi yang diinginkan bisa langsung
tersaji. Tidak heran jika masyarakat tidak bisa lepas dari penggunaan sosial
media. Lalu, apa saja pengaruh media sosial dalam bidang demokrasi?
Sarana Media Kampanye
Salah satu
peran yang bisa dirasakan oleh calon kandidat adalah menjadi sarana media
kampanye. Jika zaman dulu calon kandidat harus pergi ke setiap wilayah untuk
mengumumkan informasi terkait dirinya yang mencalonkan diri dalam dunia politik
atau demokrasi, sekarang tidak harus lagi.
Calon
kandidat bisa menyebarkan informasi tentang dirinya hanya melalui media sosial
saja. Dengan begitu, informasi tersebut bisa dengan cepat mempengaruhi
masyarakat dalam memilih suatu partai. Namun, sebelum memutuskan untuk menyebarkan
informasi melalui media sosial, ada baiknya untuk memilih salah satu media.
Pasalnya, di
setiap daerah atau wilayah mempunyai dominan penggunaan sosial media yang
berbeda. Jika Anda salah memilih media sosial, bukan tidak mungkin masyarakat
kesulitan untuk mengenali atau menemukannya. Namun, jika penggunaan media
sosial sudah tepat, masyarakat akan mudah mendapatkan informasi tentang setiap
calonnya.
Selain itu,
Anda juga bisa menerapkan strategi kampanye menggunakan media sosial, lho.
Caranya dengan menciptakan inovasi terbaru sehingga masyarakat mempunyai alasan
untuk memilih partai tersebut.
Tidak hanya
itu saja, sosial media bisa membantu calon kandidat dalam melakukan daya
jelajah agar lebih baik. Hal ini tentunya akan membawa nilai positif di mata
masyarakat dan calon kandidat itu sendiri.
Memudahkan Masyarakat
dalam Memilih
Peran media
sosial dalam dunia politik tentu saja bisa membantu memudahkan masyarakat dalam
melakukan pemilihan. Jika dulunya masyarakat kebingungan karena tidak tahu harus
memilih kandidat yang mana lantaran tidak begitu kenal, sekarang masyarakat
bisa mengenal dengan mudah. Caranya dengan melakukan stalking.
Hal ini
karena media sosial mempunyai rekam jejak yang terbilang cukup sadis. Saat
calon kandidat melakukan perbuatan buruk dan ketahuan oleh masyarakat, tentunya
berita akan menyebar dengan sangat cepat. Dari sini masyarakat bisa memberikan
sejumlah penilaian dengan mudah.
Meski
beberapa di antaranya adalah berita hoax, ada baiknya bagi masyarakat untuk
menelusuri lebih dulu. Tujuannya agar pemilihan partai dan calon kandidat
memang benar adanya. Bukan karena ancaman atau sogokan lainnya yang sering kali
dilakukan, seperti memberi sejumlah uang dan barang lainnya.
Membangun Hubungan Lebih
Dekat dengan Masyarakat
Peran media
sosial dalam bidang demokrasi salah satunya adalah membangun hubungan menjadi
lebih dekat. Sebelum adanya media sosial, interaksi antara masyarakat dengan
calon kandidat terbilang sangat minim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah keterbatasan waktu. Sementara wilayah yang harus
dikunjungi cukup banyak.
Berbeda saat
sudah ada media sosial sebagai sarana untuk melakukan interaksi. Melalui media
sosial, masyarakat akan lebih mudah dekat dengan calon kandidat. Namun, di sini
tentunya calon kandidatlah yang harus membangun interaksi lebih dulu dengan
masyarakat.
Tentunya saat
Anda berhasil menarik simpati masyarakat, di situlah nilai tambah di mata
masyarakat sudah didapat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun
interaksi dengan masyarakat.
Misalnya
dengan membuat konten yang bermanfaat, mengundang masyarakat untuk memberikan
sejumlah komentar, sampai melakukan live. Semakin aktif calon, tentunya semakin
mudah masyarakat menemukan dan mengenal Anda.
Membentuk Opini Publik
Secara Tidak Langsung
Peran media
sosial dalam bidang demokrasi secara tidak langsung adalah membentuk opini
publik. Seperti yang diketahui, netizen sangat jeli dalam menemukan kesalahan
pada masing-masing kandidat. Jadi, usahakan untuk menjaga image di depan
masyarakat agar tetap terlihat positif.
Hal ini
karena apa yang dilakukan oleh setiap calon kandidat akan membentuk opini pada
masyarakat. Jika tujuan Anda sebagai calon memang positif, pastinya masyarakat
bisa menilai hal tersebut. Sama halnya jika tujuan calon mengarah ke negatif,
masyarakat pasti bisa mengetahuinya.
Selain itu,
opini yang terbentuk berasal dari bagaimana calon kandidat melakukan branding.
Usahakan untuk menarik simpati masyarakat melalui cara tersebut. Namun, perlu
diketahui juga jika opini masyarakat mudah berubah tergantung dari bagaimana
calon bersikap terhadap suatu masalah yang menimpanya.
Sarana Pertukaran Ide
Salah satu
peran positif dari media sosial adalah menjadi sarana pertukaran ide. Tentunya
cara ini bisa membuat hubungan antara masyarakat dengan calon kandidat semakin
dekat. Anda bisa meminta masyarakat untuk menuliskan keinginan dan harapannya
di suatu kolom komentar.
Dengan
begitu, Anda bisa tahu bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat terpilih
nantinya. Jika calon berusaha memuaskan masyarakat melalui tindakan nyata,
pastinya masyarakat akan percaya. Karena kebanyakan calon biasanya akan
mengucap janji terlebih dahulu. Lalu, saat sudah terpilih mereka lupa akan
janji tersebut.
Tentunya hal
itu sangat disayangkan karena bisa membuat nilai di mata masyarakat menjadi
jelek. Nah, jika Anda ingin menjadi calon kandidat dalam bidang politik, bisa
menggunakan media sosial dengan bijak. Dengan begitu, peran media sosial akan
terasa lebih bermanfaat.
SUMBER
BERITA : https://rajakomen.com/blog/peran-media-sosial-dalam-demokrasi-saat-ini-4f090ba784.php
Setelah membaca artikel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
1. Sebutkan jenis-jenis media sosial yang ada saat ini dan jelaskan kegunaanya!
2. Sebutkan peran media sosial bagi demokrasi!
3. Jelaskan secara singkat istilah-istilah berikut :
Media sosial, demokrasi, kandidat,
kampanye, hoax, interaksi, simpati, opini publik, ide, image,
Privasi dan Pengungkapan Diri Remaja di Media Sosial
Sebenarnya, sebagai individu kita perlu membuat batasan privasi. Menurut Burgoon (Purnamasari, 2016), privacy concern adalah sebuah kemampuan untuk membatasi akses fisik, interaksional, psikologis, informasi terhadap diri sendiri atau sekelompok orang. Remaja perlu mengetahui dan memiliki privacy concern dalam penggunaan media sosial untuk mengontrol dan memfilter informasi apa saja yang akan diungkapkan kepada publik dan aman untuk dirinya sebagai individu pengguna sosial media.
Informasi yang kita ungkapkan atau dikomunikasikan kepada orang
lain dalam hubungan interpersonal ini disebut self disclosure. Menurut Wheeless
& Grotz, self disclosure ini bervariasi dalam kesediaan mengungkapkan
informasi, jumlah informasi yang diungkap, kedalaman informasi yang
disampaikan, serta kejujuran dan keakuratan dalam pengungkapan. Pemahaman
terkait privacy concern ini jelas berpengaruh pada sejauh mana seseorang bisa
terbuka atau disclosure dengan orang lain. Fakta yang terjadi di lapangan,
rendahnya literasi digital membuat banyak remaja menjadi terlalu terbuka
terhadap informasi dan kehidupan pribadinya di sosial media, sehingga menambah
faktor resiko kejahatan cyber ini terjadi.
Kemajuan teknologi informasi dan media sosial memang memudahkan
aktivitas kita selama pandemi untuk berhubungan dengan orang lain yang berada
berjauhan. Namun, tidak jarang justru penggunaan internet dan media sosial ini
menjauhkan hubungan personal dengan orang-orang yang berada dalam satu rumah
yang dapat ditemui secara fisik. Beberapa remaja yang banyak mengalihkan
aktivitasnya secara online tanpa dampingan orang tua atau orang dewasa lain di
sekitarnya, pada akhirnya justru memiliki hubungan yang tidak berkualitas dan
minim kedekatan dengan orang-orang yang dekat secara fisik. Kemudian beberapa
dari mereka menjadi rentan dengan mencari kedekatan lain di luar keluarga atau
dengan orang asing di media sosial.
Ketika dirasa nyaman menjalin hubungan dengan orang asing bahkan
yang tidak mereka kenali secara fisik seutuhnya, para remaja ini bisa dengan
mudah dan percaya memberikan informasi-informasi pribadinya kepada orang asing
tersebut, dari mulai data demografi hingga foto atau video pribadi. Jika itu
jatuh pada tangan yang salah atau ditangan pelaku kekerasan seksual berbasis
cyber, informasi-informasi pribadi tersebut dapat digunakan sebagai media atau
alat untuk mengancam korban. Tentu hal-hal seperti itu menjadi sangat memprihatinkan.
Berdasarkan pengalaman pendampingan yang dilakukan Rifka Annisa
pada remaja, seringkali remaja mengungkap banyak informasi pribadinya melakui
media sosial sebagai bentuk pengalihan dari rasa bosan, kebutuhan untuk
menunjukkan eksistensi diri, atau mencari teman bercerita atas kebutuhan afeksi
yang dirasakan. Remaja bisa secara terbuka menceritakan hal-hal pribadinya
tanpa mengetahui dampak dan resiko dari pengungkapan informasi yang
dilakukannya tersebut. Cara berpikir tanpa mempertimbangkan konsekuensi atas
setiap informasi yang telah disampaikan ke media sosial ini berbanding lurus
dengan nihilnya pengetahuan remaja tentang keamanan dirinya di era digital.
Hilangnya batas privasi dan menjadi terlalu terbuka di media
sosial ini kerap menimbulkan konsekuensi negatif untuk remaja. Kemudahan akses
sosial media ini juga menyebabkan banyak remaja menjadi impulsif atau memiliki
dorongan untuk melakukan suatu tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya
terlebih dahulu, dengan cepat dan tiba-tiba mengikuti suasana hati. Dalam
bahasa jawa biasanya kita sebut dengan “sak deg – sak nyet”.
Sebagai orang dewasa kita perlu untuk memahami dan menyampaikan
batas-batas digital kepada remaja. Yaitu, (1) Informasi apa saja yang aman dan
tidak aman untuk dishare ke media sosial; (2) Memahami apa yang sebenarnya
remaja butuhkan di sosial media; (3) Bagaimana menolak jika ada seseorang ingin
meminta informasi pribadi kepada kita yang membuat kita tidak nyaman; (4)
Bagaimana cara melaporkan akun yang menggunakan informasi pribadi kita tanpa
seiizin kita. Setiap media memiliki cara yang berbeda-beda; (5) Membatasi
update lokasi tempat-tempat mana saja yang telah kita kunjungi. Bisa dengan
mematikan setting lokasi di smartphone; (6) Mengatur setting privasi siapa saja
yang bisa menandai dan mengikuti kita di sosial media; (7) Salah satu yang
penting adalah bagaimana mengakses bantuan atau mengetahui lembaga apa yang
bisa menolong kita jika kita mengalami kekerasan berbasis gender online (KBGO);
(8) Jika ingin lebih aman, upload foto tanpa menunjukkan lokasi atau jika ingin
menunjukkan lokasi setidaknya kita upload saat kita sudah berpindah dan tidak
berada di tempat tersebut.
Kesadaran atas keamanan literasi digital memang perlu ditumbuhkan,
dan juga dirawat dengan update informasi-informasi terbaru mengenai
perkembangan dunia internet, informasi dan teknologi. Selain itu hal yang
terpenting lainnya adalah menyadari dan membuat batas bahwa kita perlu menjaga
privasi diri sendiri, serta memilih informasi apa saja yang aman untuk diungkapkan
ke media sosial.
Sumber berita : https://opini.harianjogja.com/read/2020/09/12/543/1049599/opini-privasi-dan-pengungkapan-diri-remaja-di-media-sosial-bagian-ii
Setelah membaca berita di atas , diskusikan dengan kelompokmu, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Sebutkan minimal 5 faedah yang kamu dapatkan setelah membaca artikel di atas!
2. Sebutkan dampak positif dengan adanya media sosial bagi kehidupan manusia, khususnya di kalangan remaja!
3. Sebutkan dampak negatif dari media sosial yang kamu ketahui!
4. Sebutkan cara mencegah dampak negatif yang disebutkan pada nomor 3!
5. Apakah kalian mempunyai pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan berkaitan dengan penggunaan media sosial, dan solusi apa yang sudah kamu lakukan?